SIG
merupakan sistem berbasis komputer yang didesain untuk mengumpulkan, mengelola,
memanipulasi, dan menampilkan informasi spasial (keruangan) berupa informasi
yang mempunyai hubungan geometrik dalam arti bahwa informasi tersebut dapat
diukur, dihitung, dan disajikan dalam sistem koordinat rujukan/bidang hitung
yang baku, dengan data berupa data digital yang terdiri dari data posisi (data
spasial) dan data semantiknya (data atribut).
Spatial
Analysis (analisis keruangan) merupakan faktor-faktor dan pola penyebaran serta
pengendalian pola untuk tujuan efisiensi dan keseimbangan. Tujuan dari analisis
keruangan adalah untuk mengukur apakah kondisi yang ada sesuai sesuai dengan
struktur keruangan, dan menganalisa interaksi antar unit keruangan yaitu
hubungan antara ekonomi dan interaksi keruangan, aksesibilitas antara pusat dan
perhentian suatu wilayah, dan hambatan interaksi, hal ini didasarkan oleh
adanya tempat-tempat (kota) yang menjadi pusat kegiatan bagi tempat-tempat
lain, serta adanya hirakri diantara tempat-tempat tersebut.
Sistem
Informasi Geografis dibagi menjadi dua kelompok yaitu sistem manual (analog),
dan sistem otomatis (yang berbasis digital komputer). Perbedaan yang paling
mendasar terletak pada cara pengelolaannya. Sistem Informasi manual biasanya
menggabungkan beberapa data seperti peta, lembar transparansi untuk tumpang
susun (overlay), foto udara, laporan statistik dan laporan survey lapangan.
Kesemua data tersebut dikompilasi dan dianalisis secara manual dengan alat
tanpa komputer. Sedangkan Sistem Informasi Geografis otomatis telah menggunakan
komputer sebagai sistem pengolah data melalui proses digitasi. Sumber data
digital dapat berupa citra satelit atau foto udara digital serta foto udara
yang terdigitasi. Data lain dapat berupa peta dasar terdigitasi (Nurshanti,
1995).
Satu
hal yang membedakan dan merupakan ‘kekuatan’ utama SIG dibandingkan dengan
sistem iinformasi lainnya adalah kemampuannya dalam melakukan analisis
keruangan. Disamping mampu melakukan analisis keruangan SIG sering juga
dimanfaatkan untuk analisis visual (biasanya untuk studi social ekonomi),
analisis tematikal/topical, analisis temporal. Analisis keruangan dalam SIG
antara lain berupa union, merge, intersect, clip, dissolve, dll Dalam
pengembangannya di Indonesia, kemampuan SIG yang membedakan dengan sistem
informasi lainnya ini kurang banyak terimplementasikan. Salah satu penyebabnya
antara lain kurang tersedianya data yang siap diolah (peta) dan atau kurangnya
sharing data, sehingga pengembangan SIG lebih banyak ke entry data yang kurang
lebih akan memakan dana/tenaga 60-70%. Alasan GIS dibutuhkan adalah karena
untuk data spatial penanganannya sangat sulit terutama karena peta dan data
statistik cepat kadaluarsa sehingga tidak ada pelayanan penyediaan data dan
informasi yang diberikan enjadi tidak akurat. Berikut adalah dua keistimewaan
analisa melalui Geographical information system (GIS) yakni:
·
Analisa
Proximity
Analisa Proximity merupakan suatu geografi yang
berbasis pada jarak antar layer. Dalam analisis proximity GIS menggunakan
proses yang disebut dengan buffering (membangun lapisan pendukung sekitar layer
dalam jarak tertentu untuk menentukan dekatnya hugungan antara sifat bagian
yang ada.
·
Analisa overlay
Proses
integrasi data dari lapisan-lapisan layer yang berbeda disebut dengan overlay. Secara
analisa membutuhkan lebih dari satu layer yang akan ditumpang susun secara
fisik agar bisa dianalisa secara visual.
Adapun beberapa
karakter SIG yaitu:
Merupakan
suatu sistem hasil pengembangan perangkat keras dan perangkat lunak untuk
tujuan pemetaan, sehingga fakta wilayah dapat disajikan dalam satu sistem
berbasis komputer. Perbedaannya dengan Sistem Informasi lainnya: data dikaitkan
dengan letak geografis, dan terdiri dari data tekstual maupun grafik. Bukan
hanya sekedar merupakan pengubahan peta konvensional (tradisional) ke bentuk
peta dijital untuk kemudian disajikan (dicetak / diperbanyak) kembali. Mampu
mengumpulkan, menyimpan, mentransformasikan, menampilkan, memanipulasi,
memadukan dan menganalisis data spasial dari fenomena geografis suatu wilayah. Mampu
menyimpan data dasar yang dibutuhkan untuk penyelesaian suatu masalah.
Sumber :
http://ifatrah.blogspot.com. 2010. “Review Litelatur Aplikasi SIG Untuk Analisis Interaksi Keruangan” dalam Google. Diunduh pada 8 Desember 2012.
http://rudiono.multiply.com.
2009. “Beberapa Penerapan Sistem Informasi Geografis (Geographic Information
System) dalam Kehidupan” dalam Google. Diunduh pada 8 Desember 2012.
staff.ui.ac.id. 2003.
“Syllabus Kuliah Sistem Informasi Geografis “
dalam Google. Diunduh pada 8
Desember 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar