A.
Metode
Penginderaan Jauh
Metode penelitian atau
metodologi suatu studi adalah design menyeluruh untuk meyelesaikan masalah
penelitian. Di samping metode penelitian ada teknik penelitian, yaitu alat khusus untuk
melaksanakan metode, dapat pula diartikan sebagai cara melaksanakan sesuatu
secara ilmiah. Pada analisis penginderaan jauh yang biasa dipakai adalah metode analisis
manual dengan teknik analisis fotomorfik. Metode Penginderaan jauh meliputi
tujuh tahap :
1. Perumusan
masalah dan tujuan. Masalah yang telah dirumuskan dengan jelas merupakan
landasan bagi perumusantujuan yang ingin dicapai. Untuk mencapai tujuan
tersebut terkadang permasalahanyang terjadi dirumuskan sebagai sesuatu yang
ingin dicapai dikurangi dengan apayang telah ada.
2. Evaluasi
kemampuan. Penilaian terhadap kemampuan menyangkut kemampuan pelaksana, tim,
alat dan perlengkapan, dana, waktu. Antara tujuan dan kamampuan harus sesuai.
3. Pemilihan
prosedur untuk memilih cara kerja yang baik perlu diketahui tentang
permasalahan yang adaserta tujuan dan kemampuan yang tersedia. Untuk itu dapat
kita gunakan teknik penginderaan jauh
untuk memeperkecil biaya dan waktu pelaksanaan.
4. Persiapan
A.
Menyiapkan data acuan (data yang
diperlukan dalam interpretasi citra tetapi bukan berasal dari citra
penginderaan jauh > monografi daerah, laporan penelitian, makalah, buku dan
peta).
B.
Menyiapkan data penginderaan jauh (data hasil
perekaman obyek dengan menggunakan sensor buatan > citra foto, nonfoto atau
data numerik harus disesuaikan dengan tujuan dan kemampuan).Contoh : data
berupa citra, maka metode yang dipakai adalah analisis visual/ manual, untuk
data numerik metode analisisnya adalah analisis digital dengan
menggunakankomputer. Ada empat langkah yang harus dilakukan untuk menyiapkan
data penginderaan jauh :
·
pembuatan peta indeks > menunjukkan
lokasi tiap jalur foto beserta nomernya.
·
penentuan orientasi.
·
penghitungan skala.
·
penyusunan dalam simpanan.
C.
Menyiapkan mozaik > serangkaian foto
daerah tertentu yang bertampalan disusun menjadi satu lembar foto. Manfaat
mozaik : memperoleh gambaran umum atas daerah penelitian sebelum dilakukan
interpretasi citra secara rinci, menempatkan titik-titik kontrol tepi, merencanakan
jalur lintas dan menyediakan peta bagi daerah yang belum ada petanya.
D.
Orientasi medan (bila mungkin).Dilakukan
apabila tidak dapat diperoleh data acuan/ obyek yang diinterpretasi sulit dikenali
pada foto.
5. Interpretasi
data (uji lapangan dan interpretasi ulang).
A.
Interpretasi Secara Digital >
dasarnya berupa klasifikasi pixel berdasarkan nilai spektralnya.
B.
Interpretasi Secara Visual
·
Vink (1965 )
Deteksi > identifikasi dan
pengenalan > analisis > deduksi > klasifikasi > idealisasi
·
Lo (1976)
Deteksi > merumuskan identitas obyek
dan elemen > mencari arti melalui proses analisis dan deduksi >
klasifikasi > teorisasi
·
Roscoe(1960)
Interpretasi awal > pembuatan
peta kerja > pekerjaan medan >
tinjauan kembali atas masalah dan metode > interpretasi akhir >
kesimpulan dan uji medan > penyajian hasil.
·
Umali(1983)
Analisis citra > interpretasi
citra > interpretasi disipliner terinci
·
Estes et al
Analisis citra > cara manual dan
digital > analisis > teknik dan data bantu > unsure
6. Penyajian
laporan
A.
Penelitian murni > analisisnya pada bidang
penginderaan jauh
·
Mengkaji korelasi spektral data tunggal
(data digital maupun visual) > korelasi sifat spektral tanah dan ujudnya
pada citra
·
Mengkaji korelasi spektral pada data
multispektral (foto multispektral, citra multispektral/ data digital) > penyajian laporan tidak harus berupa peta
B.
Penelitian terapan > penginderaan jauh membantu dalam perolehan
data dan analisis spasialnya. Misalnya untuk pertanian, geologi.
7. Uji
ketelitian. Uji ketelitian sangan penting untuk dilaksanakan. Ketelitian data
hasil interpretasi sangat penting untuk diketahui sebelum dilakukan analisa
terhadap data tersebut. Salah satu cara yang digunakan untuk uji ketelitian
dalam analisis digital data penginderaan jauh adalah dengan menggunakan
komputer, cara lain yang dapat pula digunakan pada analisis manual atau visual
data penginderaan jauh yaitu dengan mengubah pixel menjadi grid / petak-petak
bujur sangkar atau menjadi luas bagi masing-masing kelas hasil interpretasi.
B.
Interpretasi
Citra
Interpretasi citra
penginderaan jauh dapat dilakukan dengan dua cara yaitu interpretasi secara
manual dan interpretasi secara digital (Purwadhi, 2001). Interpretasi secara
manual adalah interpretasi data penginderaan jauh yang mendasarkan pada
pengenalan ciri/karakteristik objek secara keruangan. Karakteristik objek dapat
dikenali berdasarkan 9 unsur interpretasi yaitu bentuk, ukuran, pola, bayangan,
rona/warna, tekstur, situs, asosiasi dan konvergensi bukti.
Interpretasi secara digital
adalah evaluasi kuantitatif tentang informasi spektral yang disajikan pada
citra. Dasar interpretasi citra digital berupa klasifikasi citra pixel
berdasarkan nilai spektralnya dan dapat dilakukan dengan cara statistik. Dalam
pengklasifikasian citra secara digital, mempunyai tujuan khusus untuk mengkategorikan
secara otomatis setiap pixel yang mempunyai informasi spektral yang sama dengan
mengikutkan pengenalan pola spektral, pengenalan pola spasial dan pengenalan
pola temporal yang akhirnya membentuk kelas atau tema keruangan (spasial)
tertentu.
SUMBER :
Purwadhi, Sri
Hardiyanti. 2001. Interpretasi Citra Digital. Grasindo. Jakarta
http://mbojo.wordpress.com/2007/07/22/interpretasi-citra-pengindraan-jauh/. 2007. “Interpretasi Citra Pengindraan Jauh”
dalam Wordpress. Diunduh pada 14
September 2012.
http://www.scribd.com/doc/53163381/TUGAS-PENGINDERAAN-JAUH-DASAR-p-harnen.
2012. “Tugas Penginderaan Jauh Dasar” dalam Google. Diunduh pada 14 September 2012.