Selasa, 26 Juni 2012
Tekkom 2
Ini hasil foto-foto dari kelompok 2 Teknik Komunikasi ku. Foto-foto itu diambil waktu syuting film Canalogie.
Minggu, 24 Juni 2012
Makalah Tekom
ROB DI KOTA SEMARANG
Disusun Guna
Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknik Komunikasi (TKP 050)
Disusun oleh :
Kirana
Nutiara
21040111060053
PROGRAM STUDI DIPLOMA
III
PERENCANAAN
WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Saat ini, dengan
semakin betambahnya pemakaian kendaraan, pembangunan, dan berkurangnya
pepohonan yang dapat menyerap polusi, menyebabkan pemanasan global. Pemanasan
global tersebut menyebabkan beberapa dampak. Salah satunya yaitu rob yang
terjadi di Semarang.
Kota Semarang merupakan
salah satu kota yang sering terkena rob, terutama daerah tepi pantai, faktor
utamanya karena permukaan tanah yang lebih rendah dari permukaan laut. Dari
tahun ke tahun jangkauan rob tersebut semakin luas, faktor lainnya yaitu karena
penurunan permukaan tanah. Rob di Semarang dapat muncul tanpa harus menunggu
datangnya musim hujan. Berbagai cara digunakan untuk menyelesaikan masalah rob
tersebut, namun belum ada cara yang benar- benar ampuh untuk menanggulanginya.
Kota Semarang bagian
bawah merupakan tempat dimana seluruh aktivitas perekonomian berlangsung.
Seperti untuk kawasan industri yang ditempatkan di pinggir batas Kota Semarang
seperti daerah Tugu, dan Kaligawe. Kawasan perkantoran yang berada di kawasan
Pananaran dan Pemuda.
Kerugian akibat rob
tersebut tidak sedikit. Hal tersebut meresahkan warga Semarang yang bermukim di
daerah dataran rendah, terutama yang berada di kawasan tepi pantai. Warga pun
menjadi tidak nyaman ketika bertempat tinggal di kawasan tersebut.
1.2
Tujuan
Tujuan dari pembuatan
makalah ini adalah untu mengetahui penyebab rob dan dampak dari rob tersebut
sehingga dapat memberikan solusi untuk menanggulangi rob tersebut.
BAB II
LANDASAN TEORI
Rob merupakan banjir
akibat dari air laut yang pasang kemudian menggenangi daratan. Rob sering
terjadi di daerah dataran yang lebih rendah dari permukaan laut. Sudah dari
zaman Belanda masalah rob muncul. Masalah rob semakin meningkat dan wilayah
jangkauannya semakin menyebar. Namun tetap saja hal tersebut belum dapat
ditangani dengan baik.
Penyebab dari masalah
rob yaitu, karena pembangunan untuk perekonomian dan industri yang diadakan
terus menerus tanpa mempertimbangkan lahan hijau untuk menyeimbangkan
ekosistem, sehingga berkurangnya tumbuhan yang dapat menyerap air, salah satu
contohnya yaitu pohon bakau. Modernisasi yang berlangsung terus menerus hingga
ke pelosok. Kemudian sistem drainase yang tidak efektif karena tidak
mempertimbangkan faktor-faktor yang akan mempengaruhinya.
Penyebab lainnya yatu
kesadaran dari masyarakat yang kurang untuk tidak membuang sampah di sungai,
sehingga ketika hujan maupun saat pasang air laut, sungai tidak dapat menampung
debit air yang meningkat sehingga air pun meluap. Kemudian pembuatan tambak di
kawasan pesisir, namun saat tambak sudah tidak produktif, tambak tersebut
ditinggalkan begitu saja tanpa dibenahi terlebih dahulu, dan satu dekade
kemudian dirasakan aibatnya yaitu abrasi. Rob pun menerjang dan mulai terasa
dampak pengingkatan suhu. Dan masih banyak hal-hal lainnya yang menjadi peyebab
rob tersebut.
BAB III
PEMBAHASAN
Di Semarang, rob mungkin
masih menjadi permasalahan selama dasawarsa terakhir ini. Setelah makin parah,
akhirnya rob dianggap problem serius. Melihat makin begitu parahnya dampak rob,
Pemkot memasang pintu air di sejumlah saluran air menuju sungai yang menjadi
area luapan rob. Namun semua upaya itu sudah tidak mempan lagi. Sebab meski
telah memasang pintu air, bahkan meninggikan dua kali pintu-pintu air itu, rob
tidak bisa dihadang.
Solusi lain yang
ditawarkan yaitu drainase untuk membebaskan suatu
wilayah (terutama yang padat pemukiman) dari genangan air atau banjir,
memperkecil risiko kesehatan lingkungan, yakni bebas dari malaria (nyamuk) dan
penyakit lainnya, sebagai pembuangan air rumah tangga. Ukuran dan kapasitas
saluran sistem drainase semakin ke hilir semakin besar, karena semakin luas
daerah alirannya.
Penanaman
Mangrove untuk mengatasi abrasi serta intrusi air laut dan untuk melestarikan
biota laut. Pengurangan pembangunan gedung yang merubah tatanan kota, kemudian
diganti dengan pembangunan lahan hijau untuk penyerapan air. Perlunya kesadaran
masyaraat untuk tidak membuang sampah di sungai. Hal-hal tersubut perlu
dilakukan untuk rob yang semakin lama semakin meresahkan masyarakat yang
tinggal di daerah pesisir, karea mengganggu aktivitas perekonomian, pendidikan,
dan sosial lainnya.
BAB IV
KESIMPULAN
Permasalah
rob di Kota Semarang harus segera ditangani agar tidak semakin banyak pihak
yang dirugikan. Bantuan dari Pemkot sebaiknya tidak hanya sekedar uang untuk
mengatasi rob tersebut, namun perlu adanya regulasi dan tatanan yang jelas tentang pembangunan
berwawasan lingkungan serta mendayagunakan masyarakat di daerah rawan rob.
Proses
terpenting dala pemberdayaan masyarakat adalah membangun pondasi sosial.
Meningkatan kemampuan masyarakat sebagai pelaku pengelola lingkungan dan
peningkatan partisipasi masyarakat merupakan salah satu hal yang dapat
dijadikan referensi untuk Pemkot Semarang untuk pembangunan Kota Semarang aar
menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
http://m.kompas.com.
2011. “Rob di Semarang Kian” dalam Google. Diunduh 17 Juni 2012.
http://m.kompasiana.com. 2010.
“Semarang Langganan Rob” dalam Google.
Diunduh 17 Juni 2012.
http://suaramerdeka.com. 2009.
“Polder Solusi Tepat Atasi Banjir Rob” dalam Google. Diunduh 17 Juni 2012.
Rabu, 06 Juni 2012
Selasa, 05 Juni 2012
Langganan:
Postingan (Atom)